“Lokasi pengukuran di lengan, hati-hati harus sesuai posisi jantung. Alat digital menjadi anjuran,” ujar Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr Tunggul D. Situmorang SpPD-KGH di Jakarta, Kamis.
Sebelum dan saat pengukuran, pasien harus rileks dan beristirahat minimal selama lima menit. Dia harus duduk di kursi yang memiliki penyangga punggung dengan telapak kaki harus menempel pada lantai.
“Kaki tidak boleh disilangkan,” kata Tunggul.
Kendati begitu, pengukuran melalui pergelangan tangan juga bisa dilakukan. Namun ada risikonya, yakni monitor alat di pergelangan tangan rusak karena efek hidrostatik.
Risiko lainnya, hasil pengukuran bisa tidak akurat antara lain karena pasien menekuk pergelangan tangan ke belakang atau ke depan, atau mengepalkan tangan.
Sementara itu, pengukuran di jari cenderung tidak akurat dan tidak direkomendasikan para ahli kesehatan.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com