Etape keempat sepanjang 151,8 km dimulai dari garis start di alun-alun Kabupaten Jember dan berakhir di Paltuding Park, Ijen, Banyuwangi, Kamis.
Berbeda dengan etape ketiga yang datar, medan etape keempat sarat dengan tanjakan berat, bahkan salah satu medan tanjakan berkategori hors class atau tanjakan dengan tingkat kesulitan tertinggi berdasarkan standar dari induk organisasi internasional olahraga sepeda (UCI).
Tanjakan hors class ada di Paltuding menuju Blue Fire atau sepanjang sekitar lima kilometer menjelang finis.
Secara keseluruhan, pada etape keempat ini ada tiga uji ketangguhan untuk kategori raja tanjakan yang akan memperebutkan jersey biru. Tanjakan pertama langsung dihadapi para pebalap di kilometer 35 di daerah Gumitir, Jember. Tanjakan kedua dan ketiga bahkan bersambungan, yakni menuju kilometer ke 140 di daerah Glagah diteruskan uji tanjakan ketiga hingga menuju finis di Paltuding Park.
Sementara itu, untuk intermediate sprint yang memperebutkan jersey merah, pada etape empat ini juga ada tiga lokasi, yakni di kilometer 67 di Krikilan, 90 di Genteng, dan 115 di Srono.
Beratnya medan etape keempat juga diakui oleh juara etape ketiga ujar Marcus Culay dari Team Sapura Cycling Malaysia.
“Etape keempat besok adalah etape terberat. Tanjakan di Ijen juga bisa jadi yang paling seru,” kata pebalap asal Australia ini.
Menurut Culay, ia harus menyiapkan diri lebih baik untuk bisa mengarungi rute berat tersebut.
“Saya pernah berlomba di Ijen tiga kali, tempatnya sangat cantik tetapi untuk menuju ke sana saya lebih memilih duduk di mobil ketimbang mengayuh sepeda..ha..ha..ha,” kata pria humoris ini.
Ratusan pembalap Tour de Indonesia ikuti start etape kedua di Madiun
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com