Jakarta (ANTARA) – Apple dikabarkan sudah menanyakan kepada pemasok besar mereka untuk berhitung jika memindahkan 15-30 persen kapasitas produksi dari China ke negara-negara di Asia Tenggara.
Apple menilai risiko terlalu besar dan terus naik jika terus bergantung pada manufaktur di China, seperti dikutip Reuters dari Nikkei.
Apple bertanya pada perakit inti yaitu Foxconn, Pegatron Corp, Wistron Corp, perakit Macbook Quanta Computer Inc, perakit iPad Compal Electronics Inc, perakit AirPods Inventec Corp, Luxshare-ICT dan Goertek untuk kemungkinan beroperasi di luar China.
Menurut laporan Nikkei, Apple mempertimbangkan Meksiko, India, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia. Sumber anonim yang dikutip media tersebut menyatakan India dan Vietnam merupakan negara favorit.
Foxconn pekan lalu menyatakan mereka memiliki kapasitas yang cukup di luar China untuk memenuhi permintaan Apple jika memang perlu penambahan kapasitas.
Baca juga: Apple siapkan tujuh MacBook baru, salah satunya 12 inci
Pada awal Juni, Presiden Trump bertemu dengan pimpinan Apple Tim Cook untuk membahas perdagangan dan topik hangat lainnya yang berkaitan dengan apa yang akan dihadapi perusahaan teknologi jika tarif impor dari China naik.
Tim kerja Apple yang berjumlah 30 orang dikabarkan sudah bernegosiasi dengan para pemasok dan pemerintah mengenai insentif.
Apple belum memberikan tenggat waktu untuk para pemasok, tapi diperkirakan perlu waktu 18 bulan untuk mulai produksi setelah lokasi baru ditetapkan.
China merupakan salah satu pusat produksi dan pasar penting bagi Apple. Apple mendapat hampir 18 persen dari total pendapatan dari Greater China pada kuartal pertama.
Baca juga: Trump bicara dengan CEO Apple saat perselisihan dengan China meningkat
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Artikel ini dipublikasikan pertama kali di: Antara News