Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 28 Agustus 2018. Pada hari terakhir seleksi provinsi calon penerima Nirwasita Tantra KLHK Tahun 2018, dua gubernur tampil memaparkan keunggulan Green Leadership yang diterapkan di daerahnya. Mereka adalah Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak.

Nirwasita Tantra adalah penghargaan yang diberikan kepada kepala daerah atas kepemimpinannya dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan dan/atau program kerja sesuai dengan prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan guna memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.

Setelah hari sebelumnya (27/08/2018) tampil gubernur Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Bali (tidak hadir), pada kesempatan kali ini panelis lebih tertarik untuk menanyakan bagaimana provinsi tersebut menyelesaikan masalah besar yang dihadapi daerahnya, seperti kasus Lumpur Lapindo di Jawa Timur dan tumpahan minyak di Kalimantan Timur.

Menjawab pertanyaan panelis, Soekarwo lebih banyak memaparkan inovasi yang telah dikembangkan Pemerintah Jawa Timur bersama LSM Lingkungan. Salah satunya program desa atau kelurahan BERSERI (Bersih dan Lestari) dan Kampung Iklim.

“Selain itu, kami juga punya program unggulan PERMATA (Perlindungan Mata Air), Program Simonika (Sistem Monitoring Kualitas Air), Program Sejuta Biopori, dan Program Embung Geomembran”, ungkap Soekarwo.

Baca juga  Status Tangkuban Parahu masih Waspada, belum diturunkan

Jika Jawa Timur mengunggulkan program BERSERI, Awang Faroek Ishak mengandalkan Kalimantan Timur sebagai salah satu anggota Governor’s Climate Forest (GFC) yang melahirkan ‘The Balikpapan Statement’ tahun 2017. GCF Task Force merupakan para anggota Satuan Tugas Gubernur untuk Iklim dan Hutan. Sebuah kolaborasi 35 negara bagian seperti Brazil, Kolombia, Indonesia, Pantai Gading, Meksiko, Nigeria, Peru, Spanyol dan Amerika Serikat, untuk penyelamatan hutan dan lingkungan.

“Melalui Balikpapan Statement, kami bersepakat untuk memenuhi prinsip-prinsip serta kriteria atas yurisdiksi dalam membangun program-program, memperkuat kolaborasi untuk menurunkan tingkat penggundulan hutan dan degradasi hutan dari mata rantai pasokan komoditas pertanian dan kehutanan, serta untuk menjaga dan meningkatkan hak asasi manusia serta memperbaiki tingkat kesejahteraan penduduk asli dan komunitas lokal, dimana jika diperlukan, untuk dapat melibatkan komunitas-komunitas berbasis kehutanan dan para negara bagian dan provinsi anggota GCF”, kata Awang.

“GCF memberi perhatian besar terhadap Perubahan Iklim dan Pemanasan Global”, lanjut Gubernur Kalimantan Timur tersebut.

Tim panelis terdiri dari Hariadi Kartodiharjo, Soeryo Adi Wibowo, Chalid Muhammad, dan Hendri. Tim Penilai/Panelis Independen yang dibentuk oleh Menteri LHK melibatkan unsur akademisi, LSM dan media massa.

Baca juga  KLHK susun kajian lingkungan hidup strategis calon ibu kota negara

Melalui pemberian penghargaan Nirwasita Tantra diharapkan kepala-kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diharapkan dapat menyelesaikan program-program yang sedang dikembangan untuk kemajuan lingkungan hidup yang lebih baik lagi dan dapat mempertahankan kinerja yang telah berhasil dilaksanakan. [majalahagraria.today]