Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 28 Agustus 2018. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Manggala Agni terus bekerja, bersinergi dengan para pihak di tingkat tapak mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Koordinasi di tingkat pusat pun dilakukan KLHK melalui Rapat Koordinasi Pencegahan Karhutla pada Areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) dan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA), yang diselenggarakan di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (28/08).
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, menyampaikan bahwa sinergi para pihak terus diperkuat untuk mengendalikan karhutla yang masih terjadi hingga saat ini. Sinergi yang sudah terjalin ini harus terus diperkuat untuk menghadapi El Nino yang berdasarkan prediksi BMKG akan terjadi di awal bulan September hingga Oktober nanti.
“Tantangan kita menghadapi potensi karhutla tidaklah mudah. Sinergi dan koordinasi terus dilakukan untuk mengantisipasi karhutla. Tidak hanya antar instansi pemerintah, KLHK juga berkoordinasi dan mengajak pihak korporasi dan untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi karhutla yang terjadi ini”, ujar Ruandha.
Koordinasi tanpa aksi di lapangan tentu tidak berhasil guna. Tim terpadu tak henti-henti melakukan berbagai upaya pengendalian karhutla di lapangan. Manggala Agni bersama tim terpadu BPBD, TNI, POLRI hingga hari ini masih terus memadamkan karhutla yang terjadi di sejumlah wilayah, seperti di Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Upaya pencegahan pun tetap menjadi prioritas melalui aksi patroli terpadu. Patroli terpadu tidak sekedar melakukan patroli memantau areal rawan. Melalui patroli terpadu, karhutla segera terdeteksi dan dilakukan pemadaman dini dengan cepat. Sosialisasi pencegahan karhutla melalui anjangsana kepada masyarakat juga dilakukan tim dalam patroli terpadu ini.
Patroli udara juga masih terus dilakukan di wilayah-wilayah prioritas seperti Sumatera Selatan terutama di wilayah Jakabaring dan juga di Kalimantan Barat. Dukungan pemadaman udara dilakukan untuk menanggulangi karhutla pada areal yang cukup luas dan jaraknya cukup jauh.
Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Hari Selasa, pukul 20.00 WIB (28/08/2018) menunjukkan penurunan. Berdasarkan satelit NOAA terpantau 21 titik, tersebar di beberapa provinsi seperti Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Lampung, dan Babel. Sedangkan pantauan satelit TERRA AQUA confidence lecel ? 80% mendeteksi 46 hotspot dengan hotspot terbanyak di Kalbar sebanyak 20 titik, diikuti provinsi lainnya seperti Aceh, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Kaltara, NTT, Jateng, dan Jatim. [majalahagraria.today]