Usai beberapa kunjungan ke Jawa Barat kemarin, hari ini Jumat (29/3), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambangi Jawa Tengah. Memilih Alun – alun Kabupaten Brebes sebagai lokasi representatif, Amran membagikan sejumlah bantuan alat mesin pertanian, benih tanaman pangan dan hortikultura.

“Kami kunjungan 30 kali untuk Brebes, Tegal dan Pemalang. Alahmdulillah hasilnya tercapai. Menarik, Jateng ini yang mengantarkan indonesia yang dulu impor menjadi pengekspor bawang merah,” ucap Amran di hadapan 3050 petani asal Brebes, Pemalang dan Tegal.

Tampil bersama jajaran eselon I Kementerian Pertanian, Mentan menyampaikan bahwa Jawa Tengah adalah lokasi lumbung pangan, utamanya bawang merah sehingga mendapat perhatian tersendiri. Menteri Pertanian menekankan bahwa fokus pemerintah salah satunya terpusat pada sektor pangan. Sektor pertanian mampu menurunkan angka inflasi. “Dahulu sebelum era Bapak Jokowi, inflasi mencapai 10 persen dan itu terburuk no 3 di dunia, namun pada 2017 inflasi turun menjadi 1 persen,” sambungnya.

Amran menjelaskan, Pendapatan Domestik Bruto sektor pertanian pada 2014 senilai Rp 994 triliun. Angka ini meningkat drastis menjadi Rp 1.464 triliun. Dirinya mengapresiasi capaian ini berkat kerja keras semua pihak. Beberapa perubahan signifikan juga mulai tercapai, antara lain penegakan supremasi hukum di lingkup internal bahkan melakukan tindakan kepada para mafia pangan.

“Kami ada laporan yang jual pestisida palsu di Brebes. Aku titip, berikan hukuman seberat beratnya. Jangan kasih ruang untuk mafia pangan. Tiba – tiba petani dapat pupuk palsu, modal habis tapi tidak ada hasilnya. Tidak benar itu,” tegas Amran.

Amran memuji produktivitas bawang brebes sekaligus harga bagus yang diperoleh petani.
“Bawang di sini Rp 20 ribu sudah bagus tapi di pasar Rp 60ribu, ini anomali. Dalam waktu dekat kami akan selesaikan dengan kabinet lainnya,” jelas Amran.

Dirinya menyebut produksi bawang di Brebes, Jawa Tengah mampu menyerang balik Vietnam, Malaysia, Filipina dan terutama Thailand. Kata Amran, serangan balik yang dimaksud adalah membalikan impor menjadi ekspor, khususnya sektor bawang merah.

“Bayangkan, dulu kita ngambil bawang dari Thailand, tapi sekarang kita balikan keadaanya menjadi ekspor ke 6 negara. Ini namanya serangan balik dari kita,”

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka ekspor bawang merah nasional pada 2017 mencapai 7.750 ton atau naik 93,5 persen dibandingkan pada 2016 yang hanya 736 ton.

Dalam acara ini Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan berbagai bantuan benih padi impara varietas unggul, benih jagung hibrida, bibit ayam lokal pedaging, anak kambing dan bantuan mesin traktor modern.

Baca juga  Legislator Dapil Sumsel sebut songket angkat ekonomi kerakyatan

Bupati Brebes Idza Priyanti menyampaikan terimakasih atas berbagai bantuan yang diberikan Kementerian Pertanian. Bantuan itu, kata Idza, antara lain berupa dukungan anggaran, perbaikan dan rehabilitasi infrastruktur termasuk bantuan subsidi pupuk, pemasaran dan alsintan.

“Kemudian ada juga kartu tani dan asuransi pertanian. Alhamdullilah berkat bantuan ini, produksi pertanian di Brebes mengalami peningkatan yang sangat besar. Termasuk dengan menggunakan alat penyimoan cold storage,” katanya.

Dalam kesempatan sederhana ini, Amran memanggil satu persatu penerima bantuan dari tiga kabupaten ini dan berdialog. Secara khusus Amran mengumumkan bahwa 10 pesantren yang hadir akan menerima bantuan ayam 500 ekor dan kambing 10 ekor pesantren. Keberadaan santri tani inimenjadi perhatian khusus Menteri karena mereka generasi penerus bangsa. Tongkat estafet pembangunan pertanian selanjutnya.

Guna meningkatkan produksi dan produktivitas pada 2019 dialokasikan bantuan dan pemberdayaan petani di Kabupaten Brebes Rp 1,2 miliar, Tegal Rp 2,3 miliar dan Pemalang Rp 1,4 miliar untuk pengembangan bawang merah, bawang putih, cabai dan sayuran lainnya, termasuk benih mangga di Pemalang.

Konsentrasi Pengembangan Hortikultura Kabupaten Brebes

Sementara itu Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan bahwa Kabupaten Brebes merupakan sentra bawang merah, demikian juga Kabupaten Tegal dan Pemalang.

“Harga di petani saat ini bagus, menguntungkan petani sekitar Rp 20 ribu per kg tapi tami berharap di eceran jangan terlalu tinggi supaya disparitasnya kecil,” jelas Suwandi.

Tertangkapnya pemalsu pestisida di Brebes, Suwandi berpesan agar para petani berhati – hati. “Apresiasi kami ke aparat menangkap pemalsu pestisida di Brebes dan agar petani hati – hati, teliti sebelum membeli. Bahkan saya anjurkan untuk hemat biaya dengan membuat sendiri pupuk organik dan pestisida hayati yang ramah lingkungan,” pesannya.

Suwandi juga memuji pengembangan aspek hilirisasi untuk pengolahan bawang merah di Brebes sudah bagus. Bulog sudah memilik alat cool storage atau Controlled Athmosfere Storage (CAS) bisa menyimpan 3 – 6 bulan untuk kapasitas 260 ton. kita bantu pengembangan bawang merah termasuk caba jual i termasuk di Pemalang dan Tegal. ini sudha kita anggarkan termasuk untuk pemberdayaan petaninya.

Kaitan dengan harga, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati menyampaikan bahwa Brebes sudah melakukan MoU dengan kabupaten lain bahkan propinsi sesuai dengan permintaan yang ada di Pak Dirjen. yakni saat musim panen ada beberapa propinsi yang defisit bawang merah lalu kita adakan kerja sama. Contohnya perjanjian jual beli dari Provinsi Riau.

Baca juga  KLHK: Baru di Masa Jokowi, Indonesia tak Alami Bencana Asap Nasional

Suwandi menimpali, adanya dinamisasi harga bukan penyebab tapi sebagai akibat sehingga harus dicari faktor-faktor produksi yang mempengaruhi supaya kita bisa mengendalikan harga atau harga yang lebih bagus.

“Efisiensi produksi memperkuat kelembagaan dari kelompok tani menjadi gapoktan, dari gapoktan menjadi koperasi atau BUMD. Itu akan menjadi kuat. Petani tidak lagi menjadi price taker, tapi price maker.

Selain bawang merah, Brebes sedang mengembangkan 70 hektare bawang putih di dua kecamatan yakni Kecamatan Paguyangan dan Sirampok. “Mudah-mudahan nanti selain menjadi sentra bawang merah, juga menjadi sentra bawang putih. Pngembangan bawang putih di Brebes dilakukan dengan kerja sama dengan importir bawang merah maupun pengembangan bawang putih organik,” jelas Yulia sambil menjelaskan khusus tahun ini pengembangan hortikultura mencapai anggaran Rp 40 miliar.

Hadi Sutomo, ketua Kelompok Tani Mekar Jaya asal Desa Klampok, Kec. Wanasari menerima bantuan sarana produksi bawang merah. Dirinya bersyukur atas bantuan yang diterima.

“Harapannya dengan bantuan ini akan menambah produksi. Bantuan alat saran produksi ini akan kami gunakan dalam kelompok kami. Kami miengembangkan bawang merah umbi maupun biji. Kami adalah penangkar benih biji sekaligus produsen bawang goreng.”

Guna meningkatkan produksi dan produktivitas pada 2019 dialokasikan bantuan dan pemberdayaan petani di Kabupaten Brebes Rp 1,2 miliar, Tegal Rp 2,3 miliar dan Pemalang Rp 1,4 miliar untuk pengembangan bawang merah, bawang putih, cabai dan sayuran lainnya, termasuk benih mangga di Pemalang.