AGRARIA.TODAY – Manajemen risiko mengambil peran penting dalam implementasi program kerja suatu organisasi, baik dalam sektor privat maupun sektor pemerintahan. Sebagai upaya meningkatkan pemahaman terkait manajemen risiko, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Risk Awareness Pimpinan Tinggi, bertempat di Ayana Midplaza Hotel pada Kamis (13/01/2022).
Wakil Menteri ATR/Kepala BPN (Wamen ATR/Waka BPN), Surya Tjandra mengungkapkan bahwa pada hakikatnya, pemerintahan dan birokrasi mempunyai tugas dalam melakukan pelayanan publik dan melakukan penyelesaian masalah. Oleh karena itu, kalkulasi dan manajemen risiko menjadi bagian yang fundamental terhadap keseluruhan program kerja pemerintah. “Kebijakan akan selalu berubah, sehingga risiko seolah selalu menjadi bagian dalam kerja rekan-rekan sekalian,” ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Surya Tjandra berujar terkait pentingnya membuat model dan standar kerja untuk menanggapi perubahan-perubahan situasi yang terjadi. “Siapa pun Presiden dan Menterinya, pekerjaan Kementerian ATR/BPN tidak berkurang maupun kualitasnya menurun. Perlu ada efisiensi, efektivitas dan harus responsif terkait dua tugas utama pemerintah yang tadi,” jelas Wamen ATR/Waka BPN.
Surya Tjandra juga membahas seputar pentingnya manajemen risiko di sektor publik yang menjadi materi kegiatan hari ini. Ia berkata melalui manajemen risiko, menghasilkan sikap yang resilien dan adaptif terhadap perubahan dan ketidakpastian yang ada. Ia juga menyebut soal kemungkinan-kemungkinan di masa depan terkait Kementerian ATR/BPN.
“Bagaimana jika pada 2025, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) selesai? Apa yang terjadi setelahnya. Ini tentang bagaimana kita menyiapkan mitigasi dan manajemen risiko atas hal-hal yang kita ubah. Bagaimana komponen manajemen risiko itu diterapkan untuk membangun kualitas dan tak menimbulkan masalah yang muncul di masa depan,” pungkas Surya Tjandra.
Sekretaris Jenderal, Himawan Arief Sugoto yang juga turut hadir membuka acara mengungkapkan bahwa dalam 7 (tujuh) tahun terakhir, Kementerian ATR/BPN berhasil meraih capaian penyerapan anggaran tertinggi sebesar 90,075 persen. Ia berkata bahwa hal ini tentunya tak lepas dari kerja keras insan Kementerian ATR/BPN baik di pusat maupun daerah. “Tentunya kita harapkan percapaian tersebut selaras dengan aspek good governance. Saatnya institusi kita menerapkan budaya manajemen risiko,” ujarnya.
Himawan Arief Sugoto menegaskan pentingnya menerapkan manajemen risiko baik dari pra kegiatan maupun pasca kegiatan. Implementasi manajemen risiko dari tahap perencanaan hingga tahap eksekusi menjadi penting agar kegiatan berlangsung secara tepat. “Seperti halnya pada program PTSL, kalau ada kesalahan tentu akan mengakibatkan produk sertipikat yang dikeluarkan menjadi potensi masalah di masa depan,” jelasnya. (AR/YS)
#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajuDanModern
#MenujuPelayananKelasDunia