AGRARIA.TODAY – Era globalisasi membuat arus pertukaran informasi terjadi dengan sangat cepat. Keadaan ini juga menimbulkan dampak besar terhadap perubahan karakter masyarakat Indonesia. Untuk itu, pendidikan karakter terhadap generasi muda perlu ditanamkan. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) juga terus mendorong pendidikan karakter kepada generasi muda, salah satunya kepada taruna Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN).
Pada kesempatan ini, Staf Ahli Menteri ATR/Kepala BPN Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat, Yagus Suyadi menjelaskan harapannya untuk membangun karakter dan integritas kepada taruna STPN untuk membentuk mahasiswa yang profesional dan berwawasan melayani. “Dalam rangka mengembangkan karakter di STPN ini perlu ada pola, membangun sistem yang menanamkan nilai kepada para taruna yang mengandung pengetahuan, tekad, dan melaksanakan nilai. Untuk kemudian dikembangkan sehingga bermanfat kepada diri sendiri dan sesama,” jelasnya dalam kuliah umum secara luring di STPN, Yogyakarta, Kamis (24/03/2022).
Lebih lanjut, ia menyampaikan, proses globalisasi yang pesat menuntut untuk beradaptasi dengan cepat, maka dari itu keterampilan yang dimiliki oleh para taruna perlu dikembangkan. Keterampilan dan sikap yang berintegritas perlu ditekankan dalam pembelajaran, karena pengetahuan yang dimiliki oleh taruna nantinya diterapkan di kantor pertanahan.
“Satu hal yang diperhatikan di STPN ini adalah melakukan pengembangan karakter. Saya menyampaikan kepada mahasiswa untuk mempunyai karakter yang bagus dan berintegritas baik. Saudara harus mempunyai motivasi untuk mengembangkan ilmu, kepribadian, dan mengasah keterampilan yang dimiliki, agar nantinya dapat diterapkan di kantor pertanahan,” imbuhnya.
Ia juga menceritakan mengenai pengalaman selama belajar di STPN serta pengalamannya bekerja di kantor pertanahan. Selama proses belajar di sekolah tinggi yang dulu bernama Akademi Agraria Yogyakarta, ia selalu mengasah keterampilan serta mengikuti arus perkembangan yang ada, sehingga ketika bekerja dapat memahami situasi dan kondisi yang ada.
“Pengalaman saya di lapangan pada saat lulus dari STPN, yaitu menyesuaikan perkembangan yang ada sehingga nanti dapat menumbuhkan intelektual kita. Mengembangkan intelektual artinya apa, ini mendapat pengetahuan baru mengenai pengukuran dan pemetaan. Itu semuanya harus Saudara kembangkan,” ujar pria yang lulus Akademi Agraria Yogyakarta pada tahun 1996 tersebut.
Selain dituntut untuk memiliki keterampilan dan karakter yang berintegritas, ia menyampaikan bahwa ketika nanti bekerja sebagai pengukur, dibutuhkan fisik yang kuat. “Para Taruna STPN harus didukung memiliki perkembangan yang kuat. Sebagian besar tugas kita ke depan adalah memerlukan pertumbuhan fisik yang kuat di dalam melaksanakan tugas. Sebagai contoh, untuk melakukan pengukuran itu diperlukan fisik yang kuat,” pungkasnya. (JR/RE)
#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajuDanModern
#MenujuPelayananKelasDunia