AGRARIA.TODAY – Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pertanian (Kementan) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi guna mendukung Indonesia Emas 2045.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengutarakan komitmen ini dalam Panel III Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024. Rakornas yang mengusung tema “Implementasi Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045” ini berlangsung di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024).
Mentan Andi Amran Sulaiman dalam pemaparannya menyampaikan materi bertajuk “Strategi Kebijakan Swasembada Pangan untuk Mendorong Kemandirian Bangsa”. Ia menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kementan untuk mencapai swasembada pangan secepat mungkin.
“Kami sudah membuat blueprint untuk Kementerian Pertanian program swasembada, dibagi dua, program solusi cepat dan program swasembada pangan. Kemudian pengembangan komoditas strategis, nilainya kurang lebih 600 triliun. Kami fokus pada 6 komoditas strategis, kopi, cengkeh, kelapa, dan seterusnya,” katanya.
Dalam materi tersebut, ia juga mengutip pidato Bung Karno tentang pentingnya pangan saat peletakan batu pertama gedung Fakultas Pertanian UI (sekarang IPB) pada 27 April 1952. Menurut Bung Karno, persoalan pangan adalah persoalan hidup dan mati suatu bangsa, yang menekankan urgensi dan prioritas pangan.
Terkait tantangan produksi pangan, Mentan Andi Amran Sulaiman menggarisbawahi bahwa dampak El Nino tahun ini menjadi ancaman serius.
Untuk itu, Kementan telah mengambil langkah cepat dengan program pompanisasi yang meningkatkan produktivitas sawah dan pendapatan petani. “Kami pada saat dilantik tahun lalu, 2023, kami mengambil kebijakan, solusi cepat adalah untuk mengantisipasi adanya dampak El Nino yang terjadi di Indonesia. Kami membeli pompa untuk seluruh Pulau Jawa,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membawakan materi berjudul “Strategi Kebijakan Swasembada Energi untuk Mendorong Kemandirian Bangsa”. Ia menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih baik, yaitu di atas 5 persen, dengan inflasi yang terkendali di bawah 3 persen. Namun, permasalahan besar terkait impor energi masih harus diatasi.
Data tahun 2023 menunjukkan produksi minyak nasional mencapai 221 juta barrel, sementara impor minyak mencapai 297 juta barrel. Konsumsi BBM nasional sendiri mencapai 505 juta barrel, dengan sektor transportasi sebagai pengguna terbesar sebanyak 248 juta barrel (49 persen), disusul sektor industri 171 juta barrel (34 persen), sektor ketenagalistrikan 38,5 juta barrel (8 persen), dan sektor aviasi 28,5 juta barrel (6 persen).
Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kedaulatan energi, mengingat devisa negara yang hilang akibat impor minyak dan gas mencapai ratusan triliun rupiah. “Kenapa nilai tukar rupiah kita terhadap dollar terganggu terus? Karena setiap tahun kita butuh 500 triliun rupiah [untuk impor energi],” paparnya.
Menteri Bahlil menambahkan, masih terdapat banyak potensi minyak dan gas di berbagai daerah yang belum dioptimalkan. Ke depannya, Kementerian ESDM akan mendorong peningkatan lifting energi untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengarahkan konversi energi menuju penggunaan energi ramah lingkungan seperti biodiesel dan kendaraan listrik.
Dia juga meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mempermudah perizinan di sektor minerba dan migas agar berdampak positif pada pendapatan negara dan daerah. “Bapak Presiden Prabowo memerintahkan pada kami, harus ada kedaulatan energi, dan oleh karena itu kita harus membuat strategi yang sangat pas,” ujarnya.
Sejalan dengan kebijakan swasembada energi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menegaskan pentingnya penguatan investasi, hilirisasi, dan kemudahan perizinan berusaha di daerah. Rosan menyebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp13.538 triliun selama periode 2025-2029. Sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar antara lain konsumsi rumah tangga, investasi, belanja pemerintah, serta ekspor/impor.
Ia menjelaskan peta jalan hilirisasi investasi pada 28 komoditas yang memiliki potensi investasi sebesar USD 618 miliar (2023-2040). Komoditas tersebut mencakup batubara, nikel, timah, tembaga, minyak bumi, gas bumi, kelapa sawit, kelapa, karet, hingga biofuel.
“Kita akan memprioritaskan [komoditas hilirisasi] adalah yang kita mempunyai cadangan atau punya potensi nomor satu di dunia,” tandasnya.