Jatinangor – Faktor Ekonomi kadang menjadi salah satu faktor penghambat seseorang dalam mencapai apa yang diimpikan. Namun, hal ini tak berlaku untuk Nur Rochmad Kurnia Wijaya, praja IPDN asal pendaftaran D.I. Yogyakarta

Ia merupakan anak dari Alm. Sri Wijaya (Ayah) dan Yuni Qurniati (Ibu). Ayah Rochmad meninggal ketika ia masih berusia 3 tahun. Kini Rochmad hanya tinggal berdua bersama ibunya.

Sebagai Ibu sekaligus Ayah, sayangnya ibu Rochmad harus kehilangan pekerjaannya pasca gempa yang menimpa Yogyakarta beberapa waktu silam, hingga ia hidup atas belas kasihan keluarga dan tetangga terdekat. Hingga akhirnya, ibunya memutuskan bergabung dengan beberapa tetangganya untuk membatik, upah yang tak seberapa ini ia gunakan untuk menghidupi keluarga kecilnya.

Kerja keras ibunya membuat Rocmad bertekad untuk melakukan segala upaya guna meringankan beban ibunya. Contohnya saja, ketika duduk di bangku SMA, Rocmad bergabung dengan Paskibraka sekolahnya. Kecintaannya terhadap Paskibraka ini membuat Rocmad memutuskan untuk melatih Tim Paskibraka. Dari sinilah Rochmad mendapatkan sedikit uang untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.

Tak hanya itu, kerasnya kehidupan yang ia lalui membuat tekadnya kian bulat untuk masuk ke IPDN. Pasalnya, ia tak ingin membebani ibunya untuk membayar sekolahnya lagi, ia berharap dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya atau gratis.

Baca juga  Pilkada Serentak 2020 akan Hasilkan Kepala Daerah yang Masa Jabatan Maksimal 4 Tahun

Rochmad memantapkan hatinya untuk mendaftar ke IPDN tanpa memberitahu ibunya, ia hanya ingin ibunya tak merasa terbebani atas keputusannya mendaftar ke pendidikan yang lebih tinggi. Hingga hari pengumuman penerimaan itu tiba ia baru memberitahu ibunya.

Kini, Rocmad berhasil lulus di IPDN. Keinginan untuk meringankan beban ibundanya yang kini tinggal seorang diri di Yogyakarta terpenuhi. Ia kini siap kembali ke pangkuan ibundanya dengan rasa bangga telah menjadi calon Aparatur Sipil Negara (ASN).