AGRARIA.TODAY – Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerima kunjungan kerja Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali, Kamis (17/2/2022). Kunjungan tersebut disambut langsung para pejabat di Badan Litbang Kemendagri meliputi Sekretaris Badan Litbang Kurniasih, Kepala Puslitbang Administrasi Kewilayahan, Pemerintah Desa, dan Kependudukan Mohammad Noval, dan Kepala Puslitbang Inovasi Daerah Matheos Tan.
Pertemuan yang berlangsung di Aula Badan Litbang Kemendagri tersebut banyak mendiskusikan tentang upaya dan strategi yang dapat dilakukan BRIDA dalam meningkatkan pelayanan publik dan indeks inovasi daerah, khususnya di Provinsi Bali.
Kepala BRIDA Provinsi Bali I Made Gunaja mengatakan, pertemuan tersebut merupakan bentuk komitmen Provinsi Bali dalam meningkatkan skor indeks inovasi daerahnya yang sempat turun dua tahun belakangan.
“Kami ingin paham betul indeks inovasi daerah dan penginputan laporannya. Supaya nanti hasil pengukurannya dapat lebih optimal. Pada kesempatan ini, kami ingin berkoordinasi,” terang Gunaja.
Merespons hal itu, Sekretaris Badan Badan Litbang Kemendagri Kurniasih mengatakan pihaknya menyambut hangat dan mengapresiasi komitmen tersebut. Upaya untuk meningkatkan torehan di dalam indeks inovasi daerah penting dilakukan daerah. Hal ini dapat membantu pemerintah pusat untuk memahami tata kelola pemerintahan yang diterapkan oleh daerah, khususnya mengenai implementasi inovasi di setiap kebijakannya.
“Litbang akan mengawal sebagai wujud pembinaan,” ucapnya.
Lebih lanjut Kurniasih mengatakan, ke depan pihaknya akan terus melakukan upaya pembinaan terhadap daerah dalam setiap pengukuran indeks inovasi daerah, termasuk di Provinsi Bali. Upaya ini untuk mendorong daerah agar senantiasa update dalam melakukan inovasi.
“Kita juga akan melakukan kunjungan kerja, mungkin di tahap berikutnya, untuk shopping list terkait indeks inovasi daerah. Ini perlu kita sosialisasikan secara masif, agar teman-teman di tingkatan kabupaten/kota lainnya bisa segera terus meng-update informasi tentang inovasi daerahnya masing-masing. Kita juga akan melakukan shopping list tentang permasalahan-permasalahan dalam kebijakan strategis yang melibatkan kita dalam tata kelola pemerintahan,” terang Kurniasih.
Senada dengan hal tersebut Kepala Puslitbang Inovasi Daerah Matheos Tan menjelaskan, pengukuran indeks inovasi daerah berguna untuk mengetahui peta inovasi daerah di Indonesia. Masing-masing daerah, baik tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota memang dituntut untuk terus berinovasi dan memberikan informasi tentang inovasi yang telah dilakukan.
“Kenapa inovasi itu penting dilakukan dan masuk dalam undang-undang? (Karena hal ini) untuk memberikan ruang kepada pemerintah daerah guna melakukan kerja-kerja baru yang luar dari rutinitas kebiasaan, yang dapat meningkatkan pelayanan kita kepada masyarakat,” kata Matheos.
Hanya saja, kata dia, pemerintah daerah juga perlu memperhatikan teknis pelaporan terhadap inovasi yang dihasilkan. Dia merinci, selama pelaksanaan indeks inovasi daerah sebenarnya banyak daerah berpotensi mendapatkan nilai yang tinggi dengan inovasi yang ditorehkan. Namun hal itu kerap menjadi hambatan karena daerah kurang jeli dalam melaporkan inovasinya.
Ihwal upaya yang telah dilakukan Provinsi Bali, Matheos meyakini provinsi tersebut sejatinya telah menorehkan beragam inovasi. Namun, kata dia, kurangnya kelengkapan data dan data dukung terhadap pelaporan di dalam indeks inovasi daerah ditengarai menyebabkan penurunan skor indeks inovasi daerah. Karenanya, ia mengimbau agar Provinsi Bali melengkapi data dukung terhadap masing-masing indikator pengukuran.
“Penyiapan data dukung perlu memperhatikan kembali tahun penerapan inovasi, dan update inovasi menjadi hal yang perlu diperhatikan,” tandas Matheos.