Jakarta, Jumat malam (3/8) – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menggelar pementasan wayang kulit. Sebelumnya beberapa kali Kemendagri juga menggelar acara serupa. Kali ini dalang yang ditanggap adalah Ki Dalang Tantut Sutanto yang  bakal memainkan lakon “Gatotkaca Winisuda”.

Sekretaris Jenderal Kemendagri Hadi Prabowo, mewakili Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membuka acara wayangan.  Dalam kata sambutannya, Hadi mengatakan bahwa acara wayangan yang rutin digelar awalnya digagas oleh Menteri Tjahjo. ” Ini gagasan Pak Mendagri yang secara konsisten dilaksanakan. Tujuannya merawat dan menumbuhkembangkan  kesenian tradisional, khususnya wayangan,” kata Hadi.

Acara wayangan yang digelar, kata dia, merupakan rangkaian dari kegiatan dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke 73.  Sekaligus untuk menggaungkan tema besar nasional HUT RI tahun ini, yakni energi dan kerja.

” Tema nasional HUT RI tahun ini adalah  energi dan kerja. Kenapa energi  karena menggelorakan spirit Asian Games. Energi adalah identitas dari Asian Games. Sementara kerja adalah hasil kerja Pak Jokowi selama 4 tahun terakhir ini,” katanya.

Jadi tema energi dan kerja, kata Hadi, bisa dimaknai sebagai upaya untuk memberikan semangat dan motivasi dalam menggelorakan jiwa sportivitas untuk kerja yang optimal. Semangat sportivitas ini sangat penting, baik dalam  pembangunan NKRI maupun untuk menoreh prestasi di Asian Games nanti.

Baca juga  Pengusaha nilai perjanjian dagang Mozambik dorong ekspor ke Afrika

Hadi juga sempat menyinggung lakon wayang yang dimainkan Ki dalang. Katanya, lakon wayang Gatotkaca Winisuda sarat makna. Banyak pesan yang bisa ditangkap dan diserap. Gatotkaca dalam lakon tersebut adalah ksatria Pringgodani yang berhasil melewati ujian sebagai pemimpin. Ksatria pemersatu. Peredam gonjang ganjing.

” Cerita Gatotkaca Winisuda menceritakan Gatotkaca ksatria Pringgodani yang berhasil jadi pemersatu di tengah negara yang gonjang-ganjing. Gatotkaca berhasil meredam gejolak di negara yang gaduh. Sehingga jadi pemersatu, jadi pahlawan,” tuturnya.

Hadi berharap lewat wayangan, pesan dan makna yang ingin disampaikan bisa ditangkap lebih mudah. Karena kisah wayang, sarat akan makna.

” Banyak makna yang bisa ditangkap tentang kondisi saat ini,” katanya.

Kisah Gatotkaca ini kata Hadi sarat akan pesan, terutama pesan tentang  pentingnya menjaga kerukunan. Pesan ini sangat kontekstual dengan kondisi bangsa Indonesia yang akan menyongsong pemilu di 2019.

Baca juga  Komnas HAM minta Presiden Jokowi datang ke Papua

” Tapi ingat pemilu bukan tujuan tapi sarana dalam demokrasi untuk mencapai  kesejahteraan masyarakat. Saya juga perlu mengingatkan perbedaan adalah dinamika dalam mencapai konsensus bangsa. Demikian sambutan saya mewakili Bapak Mendagri,” katanya. [majalahagraria.today]