“Salah satu solusi untuk memperkuat permodalan dengan menggandeng fintech terutama bagi perusahaan-perusahaan yang selama ini belum terjamah perbankan,” kata Perry dalam ajang “Indonesia Fintech Industry 2019” di Gedung Dhanapala Jakarta, Kamis.
Menurut Perry perkembangan ekonomi keuangan digital di Indonesia juga sudah mengubah kehidupan di sektor riil secara drastis.
Berbagai inovasi digital di beberapa sektor industri terbukti dapat mempercepat dan memotong proses yang selama ini memakan waktu lama, jelasnya.
“Hadirnya inovasi-inovasi digital di bidang ekonomi dapat mempercepat inklusi keuangan dan ekonomi kita yang saat ini baru mencapai 51%,” ujarnya.
Perry berharap melalui fintech diharapkan lebih dari 60 juta perusahaan startup yang saat ini belum tersentuh perbankan atau layanan keuangan dapat terlayani.
“Pada akhirnya kebijakan ini dapat membantu mendorong perekonomian Indonesia”, tutup Perry selaku panitia penyelenggara ajang ini.
KAFEGAMA dalam ajang ini menghadirkan ahli dan pendiri dari pelaku startup yang ada di Indonesia seperti SVP Traveloka Alvin Kumarga, CEO Modalku Reynold Wijaya, CEO & Co-Founder TaniHub Pamitra Wineka, dan CEO Modal Rakyat Stanislaus Tandelilin serta CEO & Co-Founder KataData Metta Dharmasaputra.
Selain itu ajang ini juga memberi kesempatan kepada startup-startup yang ada untuk dapat menyampaikan atau mempresentasikan ide yang dimiliki melalui pitching competition dengan hadiah menarik.
Dewan juri yang dihadirkan merupakan individu yang telah memiliki banyak pengalaman di industri keuangan dan startup diantaranya Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida, CEO PT Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi serta Direktur Bisnis Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo.
Delapan startup yang ikut berkompetisi akan berhadapan lagi satu dengan lainnya untuk memperebutkan capital injection sebagai hadiah dalam pitching competition ini.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com