Kabut asap tebal itu diduga dari kebakaran lahan di sekitar kawasan tol.
Salah seorang warga yang mengaku rutin melintasi Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra), Rocky, Kamis mengatakan kabut asap pagi ini nampak lebih pekat dari hari-hari sebelumnya dan sangat mengganggu lalu lintas.
“Kabut asap ini menyelimuti sepanjang jalan tol, kemarin tidak setebal ini, jadi kami harus ekstra hati-hati,” ujar Rokcy.
Menurut dia jarak pandang di Tol Palindra cenderung fluktuatif, jika jarak terpendeknya hanya 40 meter pada rentang puku 06.00-07.00 WIB.
Sedangkan jarak pandang terpanjangnya dapat mencapai 100 meter lebih, namun pengendara tetap harus menurunkan kecepatan sebab kondisi kendaraan lumayan ramai didominasi kendaraan pribadi.
Ia juga mengeluhkan tidak adanya petugas kepolisian atau keamanan yang berjaga di Jalan Tol tersebut untuk memberi rambu atau peringatan, sebab sebagian pegendara ada yang nekat mempercepat laju kendaraan.
Selain di Jalan Tol Palindra, jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II juga terpantau pendek berdasarkan data BMKG, yakni berkisar 500 – 800 meter yang mengakibatkan enam jadwal penerbangan mengalami delay.
“Delay ada tiga jadwal keberangkatan dan tiga kedatangan,” kata General Manager Bandara SMB II, Fahroji.
Dua penerbangan bahkan terpaksa berputar -puar di udara (holding) demi memastikan jarak pandang aman untuk pendaratan di bandara.
Akibat kabut asap tebal tersebut, kualitas udara di Kota Palembang juga terpantau menyentuh level Berbahaya menurut keterangan website www.bmkg.go.id yang diperbaharui tiap jam.
Dalam keterangan grafiknya, Indikator PM10 di Kota Palembang menunjukkan angka 357,10 µgram/m3 pada pukul 06.00 WIB, kemudian pukul 07.00 WIB angkanya naik menjadi 436,02 µgram/m3, lalu pukul 08.00 WIB meningkat jadi 445,28 µgram/m3, ketiga angka tersebut mengindikasikan kategori Berbahaya.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com