JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan penghargaan kepada para transmigran teladan dan pembina permukiman transmigran teladan. Penghargaan tersebut diberikan untuk memberikan apresiasi atas perjuangan para transmigran dan pembina transmigran atas pengabdiannya untuk negara. Selain itu juga untuk memberikan motivasi pada transmigran atau calon transmigran lainnya agar mengikuti jejak mereka.
Pemilihan teladan di bidang ketransmigrasian ini bertujuan untuk memberikan pengakuan atas keteladanan para transmigran dan pembina permukiman transmigrasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga dan peran serta dalam pengembangan permukiman transmigrasi.
“Saya senang tadi kita memberikan penghargaan terhadap transmigran teladan dan pembina teladan, kita bisa lihat bahwa transmigran teladan yang lima tahun lalu masih hidup miskin di Pulau Jawa sekarang bisa hidup di daerah transmigran dengan penghasilan Rp 600 juta per tahun.
Tentunya tidak semua transmigran bisa sukses seperti yang teladan-teladan ini, tapi sekarang dengan adanya era teknologi saya minta untuk dibuatkan video kisah, tantangan para transmigran, hingga mereka jadi sukses, supaya jadi inspirasi buat transmigran-transmigran yang lain,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo saat acara Audiensi Transmigrasi Teladan dan Pembina Permukiman Transmigrasi Teladan Tingkat Nasional Tahun 2018 ‘Transmigran Teladan dan Pembina Permukiman Transmigrasi Teladan Pelopor Percepatan Kemandirian Kawasan Transmigrasi’ di Gedung Makarti Muktitama, Jakarta, Rabu (15/08).
Selanjutnya Menteri Eko menjelaskan bahwa model transmigrasi sekarang sudah berubah, kalau di masa lalu hanya berfokus pada penyiapan lahan dan perumahan, sekarang berkembang menjadi penyiapan pasca panen dan me-link-an dengan dunia usaha untuk membuat sarana pascapanen di daerah-daerah transmigrasi.
“Sudah terjadi penandatanganan 43 badan usaha terjadi kesepakatan investasi pasca panen di daerah transmigrasi yang nilainya mencapai 16 Triliun, jadi itu akan memberikan nilai tambah kepada transmigran, dan membuat risikonya lebih kecil dan lebih mudah mengembangkan usahanya masing-masing,” tambahnya.
Ia berpesan kepada para transmigran untuk tidak menyerah. Membangun daerah transmigrasi itu memang tidak mudah dan perlu komitmen dan perjuangan dari para transmigran. Terbukti transmigrasi mampu menciptakan 1.200 desa definitif, 400 kecamatan, 120 kabupaten, dan 2 ibu kota provinsi.
Sejalan hal itu, Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi M. Nurdin mengatakan, apa yang telah diberikan pada negara, negara harus memberikan apresiasi pada para transmigran.
“Ini kan hijrah ya, mereka bisa memberikan motivasi kepada daerah-daerah lain supaya bisa diambil pelajaran apa yang mereka miliki sehingga mereka mampu melawan tantangan lokasinya dengan usaha maksimal. Daerah lain akan belajar lebih banyak dan sharing hasil hasilnya, buat vlognya, bukunya, biar menginspirasi. Sehingga mereka bisa mengembangkan lagi di aspek-aspek yang lain,” terangnya.
Transmigran Teladan dan Pembina Permukiman Transmigrasi ini berasal dari 18 Provinsi Daerah Tujuan yang berpredikat teladan tingkat provinsi dari sejumlah 23.490 KK transmigran pada 154 unit permukiman transmigrasi di 105 kabupaten.
Hadir juga mahasiswa putra-putri transmigran yang menempuh pendidikan di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Acara diakhiri dengan peluncuran buku berjudul “Wajah Baru Transmigrasi”. Buku ini menceritakan tentang perjalanan pembangunan program ketransmigrasian sejak zaman Belanda hingga saat ini “Transmigrasi zaman now”.
Juara pembina transmigran
- Juara 1, Sofyan Darise, Sigi
- Juara 2, Melki Mboe, Rote Ndao NTT
- Juara 3, Zulkarnain, Musi Banyuasin
- Juara Harapan 1 Mulyadi dari Muna.
- Juara Harapan 2 Pebrianto dari Barito Timur.
- Juara Harapan 3 kadir
Transmigran Teladan
- Juara 1: Solikin, Buru Timur Sulsel
- Juara 2: Jopy Henukh, Rote Ndao, NTT
- Juara 3: Ramang, Mamuju
- Harapan 1: Agus Prasetyo Wibowo, Minahasa Selatan
- Harapan 2: ismadi dari Bengkulu
- Harapan 3: Heri Gabze dari Merauke Papua