MUKOMUKO – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan terus berupaya menekan angka stunting atau kekurangan gizi yang menyebabkan lambatnya tumbuh kembang anak diwilayah pedesaan khususnya di kawasan transmigrasi.

Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan jumlah stunting telah mengalami pengurangan 10 persen selama tiga tahun terakhir. Dari 37 persen menjadi 27 persen. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan karena semangat kepala desa yang terus membangun infrastruktur yang dapat mengurangi potensi stunting.

“Dana desa sudah banyak membangun infrastruktur yang begitu besar yang sebenarnya itu bisa mengurangi stunting. Seperti sarana air bersih yang sudah puluhan ribu unit, MCK yang sudah seratusan ribu unit, PAUD, Polindes, Posyandu, drainase dan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dan mengurangi stunting,” kata Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo usai berdialog dengan warga dalam acara sosialisasi pentingnya nutrisi di 1000 hari pertama kehidupan di Balai Desa Pondok Makmur Kecamatan Air Manjuto Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, Minggu (24/2).

Menurutnya, dalam mengurangi angka stunting perlu adanya pencegahan dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat desa terutama di kawasan transmigrasi yang rentan terhadap kondisi kekurangan gizi terutama bagi anak

“Kami akan terus meningkatkan edukasi bagi warga desa utamanya di kawasan-kawasan transmigran agar memahami ancaman stunting pada anak usia tumbuh kembang serta bisa mengantisipasinya melalui pola hidup sehat,” katanya.

Baca juga  Kemendes PDTT Bangun Jalan di Wilayah Perbatasan Republik Indonesia

Menurutnya, Kondisi ancaman stunting bukan semata karena perekonomian warga, tetapi juga minimnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Apalagi, untuk di kawasan perdesaan justru memiliki banyak bahan-bahan organik seperti sayuran dan buah-buahan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi anak.

“Jadi, tolong jaga ini anak-anak. Karena anak-anak ini masa depan untuk kita semua. Anak di jaga nutrisinya bukan hanya nutrisi dari anaknya. Tapi ibunya juga. Karena 1000 hari pertama kehidupan ditentukan oleh status gizi ibunya dulu,” katanya.

Lebih lanjut, Eko berharap Polindes dan Posyandu yang dibangun melalui dana desa dapat selalu aktif. Karena Polindes dan Posyandu ini akan menjadi ujung tombak dalam mengantisipasi stunting di kawasan perdesaan.

“Diharapkan Polindes dan Posyandu bisa dimanfaatkan warga desa untuk memantau perkembangan putra-putri mereka terutama asupan nutrisi sehari-sehari,” katanya.

Sementara itu, Staf Ahli Pengembangan ekonomi lokal Kemendes PDTT Ekatmawati mengatakan bahwa Kemendes PDTT melalui Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi bersama PT Kalbe Nutrisional telah bekerjasama dalam kegiatan bhakti sosial mencegah stunting dengan memberikan seminar, perlombaan untuk balita, pemeriksaan ibu hamil gratis dan lainnya di Kabupaten MukoMuko, Bengkulu.

Baca juga  Tahun 2019 Dana Desa Fokus Tingkatkan Kualitas SDM

“Kegiatan yang sekaligus dalam rangka hari jadi Kabupaten MukoMuko ini adalah wujud nyata Kemendes PDTT yang salah satu tugasnya adalah memfasilitasi, dalam hal ini kita kerjasama dengan PT Kalbe Nutrisional. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga MukoMuko karena MukoMuko angka stuntingnya yang tinggi nomor tiga di Bengkulu setelah bengkulu utara dan kepahiang. Kita berharap kegiatan ini akan menambah pengetahuan terhadap ibu hamil dan menyusui dan keluarganya dapat memperhatikan pentingnya 1000 hari kehidupan. Selain itu kita berharap angka stunting di MukoMuko akan terus berkurang,” katanya.