JAKARTA (majalahagraria.today) – Sebagai bagian dari upaya pemutusan rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengimbau perayaan Hari Raya Waisak dilakukan dari rumah.

“Sebentar lagi tanggal 7 Mei 2020, umat Buddha itu akan melaksanakan hari raya Waisak 2.564 Buddhist Era. Dirjen Bimas Buddha mengajak semua umat Buddha di Tanah Air, dalam rangka melaksanakan Waisak ini, kita merayakan masing-masing dari rumah,” ujar Sekretaris Bimas Buddha Kemenag RI Nyoman Suriadarma pada Konferensi Pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Jumat (10/4).

Segala bentuk ibadah termasuk peringatan detik-detik Waisak yang akan jatuh pada pukul 17.44 WIB juga dapat diselenggarakan dari rumah termasuk kegiatan ibadah atau Puja Bhakti di hari Minggu.

“Demikian pula sekolah Minggu yang biasa rutin dilakukan oleh anak-anak kita, mari anak-anak kita ajar dan ajak belajar dari rumah masing-masing,” kata Nyoman.

Dalam hai ini, Pemerintah mengajak kepada umat Buddha di seluruh Tanah Air agar mematuhi imbauan tersebut dalam rangka menghadapi, melawan, bahkan memberantas coronavirus disease 2019 yang saat ini sedang menimpa bangsa ini.

Baca juga  Pusat Panggilan 119 dan Laman Resmi PDSKJI Kini Bisa Layani Konsultasi Kesehatan Jiwa

“Tiga poin ini penting kita laksanakan agar keluarga kita, tetangga kita, semua kita bentengi agar semua dapat terhindar dari COVID-19 ini,” kata dia.

Menurut Nyoman, kegiatan ibadah, sembahyang, puja bhakti dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti pemanfaatan media sosial, baik melalui siaran langsung digital (live streaming) dan berbagai macam mediasi berbasis teknologi lainnya.

“Teknologi bisa kita manfaatkan bersama keluarga, bersama saudara, baik itu yang jauh dari tempat kita, tetap bisa melakukan komunikasi, selalu melakukan silaturahmi dengan keluarga menggunakan teknologi yang kita miliki,” kata Nyoman.

Nyoman juga menekankan agar umat Buddha di seluruh Tanah Air melakukan gerakan pencegahan penularan COVID-19 seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, selalu memakai masker untuk semua terutama apabila harus berada di tempat umum, jaga jarak aman minimal satu sampai dua meter, dan memproritaskan aktivitas dari rumah saja.

Baca juga  Berangsur Surut, Pengungsi Kembali Pulang Pascabanjir di Kota Pekalongan

Nyoman juga mengimbau umat Buddha di seluruh Indonesia untuk tidak mudik dan membatasi interaksi langsung secara fisik dengan siapapun.

“Lakukan semuanya dengan disiplin, jadilah pahlawan, lindungi diri, lindungi orang lain, mari menangkan perang melawan COVID-19, Indonesia bisa, salam tangguh,” kata Nyoman menandaskan.

#MaskerUntukSemua
#jagajarak
#BERSATU🇮🇩TANGGUH…BERSATU🇮🇩SEMBUH
#tidakmudik