Rahmat Handoyo dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, menyayangkan hasil keputusan rapat koordinasi tingkat menteri yang memutuskan bahwa Bulog tidak lagi memasok Bansos Rastra per akhir Agustus 2019 mendatang.
Menurut dia, tugas pokok dan fungsi Bulog untuk menjaga stabilitas harga dan menjaga stok pangan, namun bila kedua fungsinya itu dipreteli maka Bulog dinilai tidak akan bisa optimal menyerap panen raya petani, karena perannya dalam program-program yang ada dikurangi.
“Bulog tidak sebatas komersil, tugas Bulog itu menjaga stabilitas harga dan menjaga stok. Jangan dibawa ke mana-mana. Ketika Bulog sudah bisa menjaga stok, maka harga pangan akan relatif terkendali,” kata politisi PDIP tersebut.
Ia menegaskan jangan sampai Bulog disuruh untuk menyerap gabah tetapi ketika sudah dilakukan, ternyata minim saluran untuk penyalurannya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso terus mengupayakan agar bisa menjadi pemasok beras untuk program BPNT yang merupakan program bantuan dari pemerintah untuk warga kurang mampu di berbagai daerah di Tanah Air.
“BPNT ini kan program pemerintah, termasuk di dalamnya beras. Seharusnya karena ini program pemerintah, jadi yang mengatur pemerintah, dalam hal ini juga melibatkan Bulog,” kata Budi saat berkunjung ke Solo beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan Bulog wajib terlibat karena tugasnya menyerap beras hasil para petani. Terkait dengan kualitas beras, menurut dia, saat ini tidak ada lagi beras kualitas jelek yang diserap oleh Bulog.
“Kalau bicara kualitas, coba lihat ada atau tidak kualitas jelek. Bahkan obsesi kami ke depan tidak ada beras medium, tetapi seluruhnya beras premium,” katanya.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com