Dua sekolah di Kota Payakumbuh dinilai Tim Penilai Adiwiyata Sumatera Barat. Kedua sekolah tersebut, SMPN 9 dan SMKN 1 Payakumbuh. Tim penilai dipimpin Aulia Rahmadani, SP, MSi, berkunjung ke SMPN 9 dan SMKN 1, sepanjang Jumat (26/4), dari pagi hingga sore.
Penilaian sekolah Adiwiyata, seperti disampaikan Ketua Tim Penilai Aulia Rahmadani, bukanlah untuk mencari gelar juara. Tapi, melihat komitmen seluruh jajaran sekolah, mulai dari komite, majelis guru dan kepala sekolah, untuk menciptakan kawasan sekolah yang benar-benar memelihara lingkungan hidup.
Kawasan sekolah berwawasan lingkungan hidup, bukan hasil rekayasa instan. Seperti mengusap-ngusap lampu aladin. Disulap lebih bersih untuk kepentingan sesaat.
Tetapi, program Adiwiyata harus diciptakan sejak jauh hari, bertahun dan punya program berkesinambungan. Output yang diharapkan, setiap anak didik dan majelis guru, punya kesadaran yang tinggi memelihara lingkungan. Aplikasinya bukan hanya di kawasan sekolah, tapi bias ke lingkungan, dimana anak didik dan guru berdomisili. Minimal dilingkup rumah tangga sendiri.
Untuk itu, program Adiwiyata disetiap sekolah harus menjadi budaya disetiap tingkatan sekolah. Sedari dini murid diajarkan bagaimana mengelola persampahan secara benar dalam bentuk pembilahan. Menciptakan lingkungan sekolah yang teduh, hijau, berbunga dan asri serta mampu membuat kompos sebagai pupuk organik.
Sebelum ke lapangan, melihat titik pantau yang ditentukan, tim mendengar ekspose program Adiwiyata yang disampaikan kedua kepala sekolah.
Dalam pertemuan itu juga hadir Walikota Payakumbuh diwakili staf ahli Dra. Hj. Ruslayetti, Kadis LH Dafrul Pasi, SIP, Camat Payakumbuh Timur Anto, SIP dan Kabid Penataan Yunimar, SKM, Kadisdik Payakumbuh serta sejumlah pengurus komite sekolah.
Laporan Kepala DLH Payakumbuh Dafrul Pasi, didampingi Kabid Penataan Yunimar, tahun ini kota Payakumbuh juga akan memberikan penilaian terhadap sekolah Adiwiyata tingkat kota.
Kemudian untuk tingkat nasional diusulkan MAN 1 Payakumbuh, yang penilaiannya kemungkinan usai lebaran nanti. Sementara, Tahun 2018, MTs Negeri Payakumbuh sukses merebut Sekolah Adiwiyata Nasional.
Target DLH Payakumbuh, dua atau tiga tahun ke depan, semua SD, SMP/MTsN dan SMA/MA sudah berstatus Sekolah Adiwiyata. Harapan Dafrul, dengan program Adiwiyata, satu di antara dampaknya bakal mampu mengurangi produksi sampah di kota ini.