Tangerang – Penggunaan media sosial atau medsos merupakan tren yang terus meningkat dan sangat mempengaruhi kehidupan setiap orang, tidak hanya generasi milenial, generasi sebelumnya pun akhirnya dituntut untuk memahami serta mempelajari penggunaan medsos ini. Kalau bahasa sekarang “gak gaul”, jika kita tidak memiliki akun medsos, serta kita bisa dianggap “kudet” atau kurang update, dikarenakan tidak memantau perkembangan isu di masyarakat karena tidak punya medsos.

Medsos juga menjadi sarana sosialisasi kebijakan dan program strategis bagi kementerian/lembaga (K/L). Hal ini dilakukan juga oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), dengan mengelola empat platform medsos, yaitu Instagram, Twitter, Facebook, serta YouTube. Semua platform medsos tersebut digunakan untuk melakukan kampanye pelaksanaan program-program strategis di Kementerian ATR/BPN, kebijakan-kebijakan Kementerian ATR/BPN serta untuk mengunggah kegiatan Kementerian ATR/BPN (dokumentasi) secara langsung.

Guna mendukung penyampaian informasi, Kementerian ATR/BPN, melalui Biro Hubungan Masyarakat, konsisten memproduksi konten ataupun pemberitaan mengenai program-program strategis yang dijalankan. Selain itu, Kementerian ATR/BPN juga memiliki Tim Sinergi Media Sosial Aparatur Negara (SIMAN), yang juga aktif mengampanyekan hal-hal positif mengenai Kementerian ATR/BPN. Ke depan, perlu dipikirkan bagaimana setiap konten maupun siaran pers yang dibuat dapat memberikan informasi yang efektif kepada publik.

Berangkat dari hal tersebut, Biro Hubungan Masyarakat menyelenggarakan workshop dengan tema “Pengelolaan Sosial Media (Medsos) yang Efektif Dalam Rangka Penyampaian Informasi Kepada Masyarakat” di Hotel Aviary, Provinsi Banten, Rabu (30/12/2020). Kegiatan ini menghadirkan narasumber praktisi komunikasi, yakni Regita Kemala; Kristoforus Aryo Bagaskoro serta Sony Banyu Arga.

Baca juga  RTRW Provinsi Jawa Timur Selaraskan Aspek Pertumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Berkelanjutan

Terkait dengan workshop ini, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Yulia Jaya Nirmawati mengatakan bahwa fenomena medsos membuat Kementerian ATR/BPN perlu menyiapkan sumberdaya manusia yang memahami strategi dalam mengelola medsos yang dimiliki, sehingga dapat memberikan informasi secara maksimal kepada masyarakat. “Harapan saya, ke depan pengelola medsos di Kementerian ATR/BPN akan menjadi lebih baik, artinya dapat menyampaikan informasi-informasi tentang pertanahan yang disampaikan oleh Kementerian ATR/BPN yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat,” ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat.

Narasumber pada kegiatan tersebut, Regita Kemala seorang Digital Spesialist mengatakan bahwa dalam pengelolaan medsos perlu memperhatikan aspek internal serta eksternal. Dalam aspek internal, Kementerian ATR/BPN perlu memahami para followers, melalui penyampaian informasi yang benar-benar ingin diketahui dan dibutuhkan oleh masyarakat. Sementara dari aspek eksternal, ia menekankan perlunya mengelola big data. “Suatu kementerian perlu memperhatikan big data. Ini sangat penting karena melalui big data kita dapat memonitoring krisis yang terjadi serta memantau isu yang berkembang saat ini,” kata Regita Kemala.

Pemapar selanjutnya, Kristoforus Aryo Bagaskoro memberikan masukan tentang berbagai konten di media sosial, akun Instagram serta situs Kementerian ATR/BPN. Menurutnya, engagement dari situs Kementerian ATR/BPN sudah tinggi. Akan tetapi dari sisi konten di Instagram harus memuat sedikit tulisan. “Gambar grafis yang disajikan perlu membangkitkan awareness para followers, karena saya melihat followers nya punya interest yang sangat spesifik,” ungkap GM Social Media SCTV dan Indosiar.

Baca juga  Kolaborasi Kementerian ATR/BPN dan BPJS Kesehatan untuk Wujudkan Universal Health Coverage

Menutup sosialisasi tersebut, Sony Banyu Arga, seorang Social Media Strategist, mengatakan bahwa setiap konten ataupun meme yang dibuat dapat menarik perhatian audiens, sehingga diperlukan teknik menulis ( copywriting ) yang baik, sehingga orang mau melihat konten yang dibuat. “Yang perlu diperhatikan adalah sebelum kita membuat copywriting, perlu dirumuskan strategi sebagai payungnya. Setelah itu kita harus bisa menarik perhatian audiens (Attention), tambahkan beberapa fakta mendukung yang mendorong audiens kita melihat konten yang dibuat (Interest), membuat audiens berkhayal dengan isi dari konten ini (Desire) serta yang terpenting ada ajakan dalam konten kepada audiens (Action). Teknik ini dinamakan AIDA Concept,” ujar Sony Bayu Arga. (RH/WN/JR).

#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajuDanModern
#MenujuPelayananKelasDunia