AGRARIA.TODAY – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto menghadiri sekaligus menjadi keynote speaker dalam Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria (Rakor GTRA) Provinsi Jawa Tengah, yang diadakan di PO Hotel Semarang, pada Rabu (28/09/2022). Rapat Koordinasi ini mengusung tema “Sinergitas 4 Pilar: Kementerian ATR/BPN, Pemerintah Daerah, Aparat Penegak Hukum, dan Kejaksaan dalam Penyelenggaraan Reforma Agraria di Provinsi Jawa Tengah”.

“Saya lihat tema Rakor GTRA Provinsi Jawa Tengah ini sudah tepat, tapi berdasarkan pengalaman, menyelesaikan konflik ini agak sulit dan harus menjadi satu sinergi. Maka perlu ditambahkan satu pilar lagi, yaitu masyarakat. Sehingga, harapan saya penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan dapat berjalan dengan lebih baik. Dan dengan kuncinya, yaitu komunikasi,” ujar Hadi Tjahjanto.

Hadi Tjahjanto mengimbau kelima pilar dalam GTRA di Provinsi Jawa Tengah agar melakukan kolaborasi dan sinergi demi mewujudkan tanah untuk kemakmuran rakyat. Harapannya, petani gurem, buruh tani, nelayan kecil, dari Sabang sampai Merauke bisa tersenyum manis dan benar-benar merasakan kehadiran negara melalui program Reforma Agraria.

Pemerintah daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Jawa Tengah juga diimbau oleh Menteri ATR/Kepala BPN untuk aktif memberikan informasi tentang potensi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), serta mendorong dan memfasilitasi penyelesaian konflik dan sengketa pertanahan. Selain itu, Hadi Tjahjanto juga telah meminta kepada Direktur Jenderal Penataan Agraria untuk menginventarisir tanah-tanah eks-HGU (Hak Guna Usaha) dan tanah telantar untuk segera diredistribusikan kepada masyarakat.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang membuka Rakor tersebut juga memaparkan masalah dan capaian yang ada di Jawa Tengah. “Pak Menteri, saya melaporkan sudah 10 Kabupaten sudah membentuk GTRA ini. Mudah-mudahan Rakor ini menjadi efektif dan solusi bagaimana berkomunikasi agar bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Kita di daerah juga siap untuk membantu menyelesaikan itu,” tutur Ganjar Pranowo.

Baca juga  Presiden Jokowi: Pembangunan SDM Butuh Fokus dan Sinergi Kementerian

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Tengah, Dwi Purnama melaporkan progres signifikan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Provinsi Jawa Tengah. “Sebelum ada PTSL, tanah terdaftarnya 8,4 juta bidang dari 21 juta bidang. Setelah adanya PTSL, mulai tahun 2017 menjadi 15 juta bidang, artinya naik 30%. Dan saya sangat berterima kasih. Sampai akhir tahun 2022, berarti 5 juta bidang tanah lagi targetnya untuk disertipikasi sampai 2025. Di Jawa Tengah ada 11 tanah eks-HGU dan kami sudah mengusulkan penetapan status. Jadi kalau kita bisa menyelesaikan 11 masalah ini merupakan capaian luar biasa,” terang Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Tengah.

GTRA itu sendiri dibentuk sebagai wadah koordinasi lintas sektor untuk mendukung percepatan pelaksanaan Program Strategis Nasional (PSN) Reforma Agraria. Maka dari itu, rapat ini dilaksanakan guna menyukseskan percepatan penyelesaian sengketa dan konflik agraria, serta pemberantasan mafia tanah dalam rangka Reforma Agraria untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga  Menteri ATR/Kepala BPN: Kami Bersyukur Bupati Garut Bebaskan BPHTB Nol Rupiah

Turut hadir Plt. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Andi Tenrisau; beberapa Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian ATR/BPN; Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Andi Herman; Maryana yang mewakili Kepala Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, Pejabat Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Tengah, serta anggota GTRA Provinsi Jawa Tengah. (MW/LS/RM)

#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajuDanModern
#MenujuPelayananKelasDunia