Kuala Tanjung

Dari Tobasa, Menko Luhut meninjau Pelabuhan Kuala Tanjung di kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Pelabuhan ini direncanakan untuk menjadi pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia.

“Sekarang kita sedang uji coba pemindahan dari Belawan. Pelabuhan ini bagus kedalamannya 17 meter, sementara kapal yang besar itu cukup dengan 16 meter kalau air sedang pasang bisa mencapai 21 meter. Ini kan demi efisiensi. Nanti kelapa sawit juga dikirim dari sini agar terpadu semua serta mengurangi traffic di Medan dari Belawan,” jelas Menko Luhut kepada media usai peninjauan.

Menko Luhut menyebutkan bahwa pelabuhan ini termasuk dalam pembangunan tujuh hub (penghubung) yang diharapkan dapat menekan biaya angkut. Menko Luhut mengatakan Dirjen Perhubungan Laut telah melaporkan penurunan cost nya bisa sampai 35% malah bisa sampai 55% kalau dipindahkan ke pelabuhan ini.

“Selama ini kan direct call kita ke Singapura. Transhipment. Tidak perlu kita ke situ. Bagaimana kalau misalnya kita alihkan ke Jakarta, disitu kita buat fasilitas seperti di Singapura. Itu bisa mengurangi 35% dari cost kita. Malah ada beberapa item 55% yang berkurang. Agar lebih efisien, kompetitif,” jelasnya.

Pelabuhan Kuala Tanjung rencananya akan menjadi Pelabuhan Hub Internasional dengan berbagai fungsi. Salah satunya yaitu menyediakan lahan untuk kawasan industri.

Kedaulatan maritim

Sebelum bertolak ke Jakarta, Menko Luhut menghadiri “Forum The Next Generation Entrepreneurs” yang dilaksanakan di Politeknik Wilmar, Medan, Sunatera Utara. Kepada para peserta ia memaparkan kondisi perekonomian Indonesia serta perkembangan pembangunan infrastruktur kemaritiman terkini.

Baca juga  Presiden Lantik Sembilan Gubernur dan Wakil Gubernur

“Kita ini ditakdirkan untuk untuk menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Kalau kita lihat di utara ini ada Samudera Pasifik, di selatan ini ada Samudera Hindia. Jadi kita harus bisa memanfaatkan kelebihan kita. Kita punya tiga ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang bertahun-tahun tidak diurus. Orang lewat di tempat kita, tidak bisa kita awasi. Orang ambil aja ikan disini, sekarang kami membuat program integrated fishing industry di daerah Natuna ini. Be kerja sama dengan AL, Bakamla, KKP,” papar Menko Luhut.

Ia menjelaskan pentingnya hal ini agar tidak ada yang mengklaim traditional fishing ground di ZEE Indonesia.
Menjawab pertanyaan seorang pelajar tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, Menko Luhut mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengintegrasikan dan mengharmonisasi peraturan demi efisiensi. Sehingga ia optimis pada tahun 2024 GDP Indonesia bisa berada pada USD 2 triliun dengan pertumbuhan sejuta 7%.

“Tahun 2024 mungkin bisa mencapai 8-9%. Tadi ada pertanyaan kapan negara kita bisa disebut negara maju, kalau kita bisa maintain itu selama 10 hingga 20 tahun. Saat itulah kita akan keluar dari apa yang disebut sebagai middle income trap. Kalau kita sudah keluar dari middle income trap, tinggal satu langkah lagi kita akan jadi negara maju,” ujarnya menjawab pertanyaan peserta.

Baca juga  Presiden Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Indonesia di Tengah Perubahan Zaman

Ia menjelaskan indonesia masih butuh mungkin 20 hingga 30 tahun lagi untuk mencapai itu. Badan-badan ekonomi dunia sepertinya Bank Dunia, IMF, WEF, dll mengatakan Indonesia akan masuk ke empat besar ekonomi dunia pada tahun 2030 atau 2045.

“Itu zaman kalian semua. Mereka bilang karena Indonesia ini punya semua, tapi mereka bilang dengan satu kondisi Indonesia harus stabil,” ujarnya.