Pengajian yang dimulai sekitar pukul 21.00 WIB di Alun-alun Ngawi tersebut mengangkat tema tentang keluarga yang dibahas secara menyeluruh dari sisi agama serta dari segi kesehatan reproduksi.
Hasto dalam sambutannya menjabarkan tentang usia yang ideal untuk melakukan pernikahan, yaitu 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
Menurut dia, perempuan yang telah melakukan perkawinan di bawah usia 19 tahun memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks atau mulut rahim. Hal itu dikarenakan mulut rahim perempuan di bawah usia 20 tahun bersifat ekstropion atau terbuka yang berisiko terkena kanker mulut rahim pada 15-20 tahun mendatang bila telah melakukan hubungan seksual di bawah usia ideal.
Selain itu Hasto juga memaparkan bahaya kehamilan dini atau di bawah usia 20 tahun. Dia menjelaskan bahwa ukuran panggul perempuan baru akan mencapai 10 centimeter ketika sudah mencapai usia 20 tahun. Sementara, diameter kepala bayi yang siap dilahirkan juga berukuran 10 centimeter.
Oleh karena itu akan sangat berisiko bagi perempuan yang melahirkan di bawah usia 20 tahun karena pinggulnya belum mencapai ukuran sesuai kepala bayi. Perempuan di bawah 20 tahun yang melahirkan anak tidak akan bisa bersalin secara normal dan menyebabkan bentuk kepala bayi yang tidak sempurna.
Hasto yang merupakan kelahiran Kulon Progo Yogyakarta, menyampaikan informasi tersebut dengan bahasa Jawa yang diselingi dengan lelucon segar. Hasto menyebutkan bahwa ilmu kesehatan reproduksi yang telah disampaikannya merupakan ilmu Allah.
Sementara Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib menyampaikan berbagai nasehat berumah tangga dari sisi agama yaitu berdasarkan Al Quran dan sunnah rasul.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com