Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya di London, Selasa mengatakan, promosi pada taxi ini berlangsung sepanjang sebulan pada bulan September.
Menurutnya, apa yang dilakukan kali ini merupakan lanjutan dari strategi dilakukan pada pertengahan tahun lalu. Tepatnya ketika perhelatan FIFA Women’s World Cup 2019 berlangsung.
“Kami memasang materi promosi pada taxi, dengan harapan langkah ini lebih efektif mengenalkan Wonderful Indonesia ke masyarakat Paris. Terlebih, taxi-taxi tersebut terus bergerak ke berbagai penjuru sepanjang hari. Artinya, akan banyak yang melihat bahan promosi kita,” ujarnya.
Lebih jauh Nia yang baru saja memimpin sidang UN WTO di St Petersburg mengatakan, promosi ini dilakukan karena ada banyak kegiatan berskala internasional yang dilakukan di Paris pada bulan ini. Seperti Paris Plages The Paris Beach, Jazz À La Villette, Paris Design Week, The Autumn Festival, Techo Parade, dan lain-lain.
“Untuk Paris Design Week saja, setidaknya diikuti 300 peserta dari seluruh dunia. Sangat memungkinkan peserta atau pengunjung melihat branding Wonderful Indonesia berkeliling Kota Paris,” ujarnya.
Yang pasti, lanjut Nia, langkah publikasi pariwisata dilakukan sepanjang September ini diharapkan mampu meningkatkan brand awareness Wonderful Indonesia. Dimana, pada Oktober nanti Wonderful Indonesia turut serta pada pameran pariwisata IFTM Top Resa.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, pasar Eropa akan terus dimaksimalkan karena terbukti memberi kontribusi yang besar bagi pariwisata Indonesia. Berdasarkan kriteria size, sustainability, dan spending, Eropa menempati posisi kedua setelah Tiongkok di tahun 2017. Disusul Australia, Singapura, dan India.
“Tiongkok menjadi pasar utama wisman bukan tanpa alasan. Nilai dari size, pertumbuhan, dan spending tertinggi mencapai 92 persen. Sedangkan pasar Eropa sedikit lebih rendah yaitu dengan total nilai 77 persen. Keunggulan pasar Eropa pada spread atau spending,” ujarnya.
Wisatawan dari Eropa rata-rata pengeluaran mencapai USD 1.538 per wisman per kunjungan. Meski berada di posisi kedua, namun untuk perolehan devisa atau spread (spending) wisatawan Eropa saat itu lebih unggul mencapai USD US$ 2,6 miliar.
Selain melakukan berbagai promosi, ada empat strategi utama yang dilakukan Kemenpar mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk dari Eropa. Yaitu program crossborder tourism, hot deals, tourism hub, dan low-cost carrier terminal (LCCT).
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com