Palembang – Sebanyak 37.848 sertifikat tanah dibagikan ke masyarakat di Benteng Kuto Besak, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (13/7). Sertifikat tersebut dibagikan oleh Presiden RI, Joko Widodo kepada 12 orang perwakilan masyarakat.

Dalam sambutannya, Presiden RI mengatakan bahwa hingga saat ini jumlah tanah yang sudah terdaftar di Indonesia baru 46 juta bidang tanah, padahal jumlah bidang tanah diseluruh Indonesia 126 juta bidang tanah. “Masih ada 80 juta bidang lahan tanah yang belum bersertifikat. Jika kita mau mensertifikatkan semuanya akan membutuhkan waktu 80 tahun. Saya tidak mau ini terjadi,” kata Presiden.

“Untuk itu saya minta kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar menerbitkan 5 juta sertifikat tanah pada tahun lalu, 7 juta pada tahun ini dan 9 juta pada tahun 2019. Kita punya target 2025 seluruh tanah di Indonesia sudah terdaftar,” tambah Presiden.

Baca juga  Proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Warga dan Fasilitas Publik Pasca Gempa NTB Terus Berjalan

Presiden selalu menekankan hal ini dalam setiap kegiatan penyerahan sertifikat tanah karena ia mengaku banyak mendapat keluhan masyarakat terutama mengenai sengketa pertanahan. Menurut Presiden, untuk menangani sengketa pertanahan, masyarakat perlu memegang sertifikat tanah. “Dengan memegang sertifikat tanah, kita dapat menghindari sengketa tanah. Kita bisa membuktikan kepemilikan tanah hanya sertifikat ini. Karena dalam sertifikat tanah sudah jelas nama pemiliknya, berapa luasnya dan batas-batasnya,”ungkap Presiden.

Lebih lanjut, Presiden mengimbau agar masyarakat yang menerima sertifikat tanah hari ini agar menghitung secara matang dalam mengagunkan sertifikatnya ke bank. Presiden memberi saran kredit yang didapat dari sertifikat tersebut hendaknya digunakan untuk modal usaha. “Jangan digunakan untuk membeli motor atau mobil karena sertifikatnya akan diambil oleh bank jika tidak bisa melunasi kreditnya,” kata Presiden.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri ATR/Kepala BPN melaporkan bahwa masyarakat yang hadir sebanyak 6.000 orang. “Mereka semua berasal dari 15 Kabupaten/Kota se – Provinsi Sumatera Selatan.[]