Jakarta – Pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah saat ini telah rampung dan siap diisi air atau impounding pada akhir November 2018. Bendungan ini merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2015-2019 untuk mendukung Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla mewujudkan ketahanan pangan dan air nasional.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan suplai air untuk lahan pertanian secara lebih merata dan kontinu. Dengan adanya suplai air dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, nantinya akan bisa bertambah menjadi 2-3 kali.
“Saat ini dari 7,3 juta hektar lahan irigasi, hanya sekitar 11% yang mendapatkan pasokan air dari bendungan. Nantinya setelah 65 bendungan rampung, daerah irigasi yang akan dipasok airnya dari bendungan akan bertambah menjadi 19-20%,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Kehadiran Bendungan Logung sudah sangat dinanti masyarakat Kabupaten Kudus yang sebagian besar bekerja pada lahan pertanian. Di musim kemarau, wilayah tersebut sering mengalami kekeringan sehingga para petani tidak tercukupi kebutuhan airnya untuk bercocok tanam. Dengan hadirnya bendungan yang memiliki daya tampung sekitar 20,15 juta meter kubik dapat menambah luasan sawah yang diairi dari semula 2.200 Ha menjadi 5.355 Ha.
Selanjutnya Menteri Basuki mengatakan program pembangunan bendungan diikuti oleh program irigasi premium yakni irigasi yang mendapat suplai air dari bendungan. “Saat ini pun tengah berjalan secara paralel pembangunan irigasi di hilir waduk Logung, sehingga pada saatnya nanti dapat langsung mengairi sawah-sawah di Kabupaten Kudus”, tegas Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno mengatakan, secara keseluruhan progres konstruksi pembangunan Bendungan Logung telah selesai dan pada Agustus 2018 lalu telah dilaksanakan inspeksi lapangan oleh tim Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bendungan. “Saat ini sertifikasi impounding sedang berjalan dan siap untuk diresmikan/impounding pada 29 November 2018,” ujar Ruhban.
Ruhban mengatakan, pada musim hujan, Bendungan Logung difungsikan sebagai waduk tadah hujan dan pengendali debit banjir. Sedangkan pada musim kemarau, bendungan ini akan dibuka untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Kudus dan sekitarnya.
Bendungan Logung selain bermanfaat untuk irigasi, juga direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat dan industri sebesar 200 liter/detik bagi 130.909 jiwa yang tinggal di Kota Kudus dan sekitarnya, mengurangi banjir hingga 30%, dan pembangkit listrik mikro hidro sebesar 0.5 Megawatt. Bendungan yang berada di perbatasan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe juga menyimpan potensi sebagai destinasi wisata baru.
Pembangunan bendungan dimulai tahun 2015 dengan kontrak tahun jamak yang ditandatangani bulan Desember 2014, dan ditargetkan selesai pada tahun 2018 dengan anggaran sebesar Rp 604 miliar. Konstruksi dilakukan oleh PT. Wijaya Karya-PT. Nindya Karya, KSO yang ditetapkan sebagai pemenang setelah melalui proses lelang.
Sebelumnya pada tahun ini juga telah diresmikan Bendungan Tanju di di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kementerian PUPR juga menargetkan 5 bendungan lainnya yang akan selesai secara bertahap pada akhir tahun 2018 yakni Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur (NTT), Mila di Nusa Tenggara Barat (NTB), Gondang di Jawa Tengah, Sei Gong di Batam, dan Sindang Heula di Banten. Selanjutnya ditargetkan pada awal 2019 akan selesai konstruksi Bendungan Passaloreng di Sulawesi Selatan, serta Bendungan Kuningan di Jawa Barat.