Jakarta – Imanta Ginting, Sekretaris Jenderal Jokowi Centre mengatakan mari berpolitik santun. Bukan malah menjadi provokator politik, dengan provokasi, hoaks, ujaran kebencian dan fitnah.
“Kita masyarakat timur khususnya masyarakat Indonesia memiliki pola komunikasi yang baik dan santun. Seyogianya harus bisa menempatkan kosa kata yang tepat, dalam berbicara dengan lawan bicara baik percakapan yang bersifat individu maupun percakapan yang bersifat umum di ruang publik,” jelas Imanta saat berbuka Puasa bersama Awak Media di Jakarta 20 Mei 2019.
Tata krama komunikasi politik belakangan ini sudah melampaui tata nilai kebhinekaan yang diwariskan, dan terbangun dalam relasi sosial kemasyarakatan.
“Kami kembali mengajak Masyarakat agar tetap memegang teguh nilai nilai Pancasila dan ketimuran dalam berkomunikasi, jangan karena ada kontestasi pemilu kita mau terpecah. Saling menyerang dan menciderai relasi sosial. Masyarakat majemuk yang sudah tertata dalam semangat kebhinekaan dan rasa persatuan kita selama ini,” ujarnya
Imanta juga mengingatkan para tokoh publik dan tokoh politik menjadi panutan dan mediator positif. Bukan malah menjadi provokator, dengan provokasi, hoaks, ujaran kebencian dan fitnah.
Akhir-akhir ini sudah ada beberapa tokoh dan masyarakat yang ditangkap dan ditetapkan Polisi menjadi tersangka ujaran kebencian, provokasi dan makar.
“Jangan karena hanya komunikasi yang tidak baik, kita harus berurusan dengan hukum. Karena Indonesia negara hukum,” ucapnya.
Imanta melanjutkan, jika memang ada yang merasa dirugikan dan dicurangi dalam proses pemilu atau pesta demokrasi, silahkan digugat atau dilaporkan kepada instrument hukum yang memang susah disiapkan.
“Kami yakin penyelenggara pemilu dan lembaga tempat mengajukan permohonan sengketa pemilu dapat bekerja secara profesional,” pungkasnya.