Siapa sangka makanan khas asal Provinsi Sumatera Barat, rendang menjadi Makanan Terenak di Dunia versi situs berita CNN selama dua tahun terakhir. Lewat 35.000 voting di media sosial Facebook, situs berita CNN mengumumkan rendang sebagai makanan nomor satu terenak di antara 50 makanan terenak di dunia.
Rendang mengalahkan makanan khas negara-negara lain di dunia seperti Sushi Jepang, Tom Yam Goong Thailand, Dim Sum Hongkong, Lasagna Italia, Kimchi Korea, Bebek Peking China, Es Krim America Serikat, Kebab Turki, dan lain lain.
Rasa rendang dengan bambu rempah yang kuat berpadu dengan santan yang gurih, memang mampu menghadirkan kenikmatan makanan. Ditambah lagi daging sapi yang lembut karena proses pemasakan yang lama semakin menambah kenikmatan rendang. Meski terdapat di seluruh daerah kabupaten/kota, Akan tetapi, hanya sedikit daerah yang memiliki kekhasan produk rendang dan dikenal oleh publik, salah satunya, rendang asal Kota Payakumbuh.
Ciri khas dari rendang asal Payakumbuh adalah warna yang coklat kehitaman serta bumbu yang kering dengan rasa yang sangat lezat. Untuk mencapai warna yang coklat kehitaman serta bumbu rendang yang kering tersebut, rendang dimasak cukup lama. Semakin lama rendang dimasak maka rasanya akan semakin enak. Apabila rendang yang dimasak hari ini tidak habis, maka tidak perlu dikhawatirkan akan menjadi basi, cukup dipanaskan dalam wajan.
Pemerintah Kota Payakumbuh di bawah kepemimpinan Walikota, H. Riza Falepi dan Wakil Walikota, H. Erwin Yunaz ingin menjadikan rendang sebagai icon baru Kota Payakumbuh, sekaligus melalui rendang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Payakumbuh..
Dijelaskan, untuk bisa maju, suatu daerah harus memiliki icon atau brand image tersendiri yang memiliki daya saing di level nasional bahkan internasional.”Saya pikir kita harus memulainya dengan membangun daya saing, membangun daya saing itu harus fokus. Nah, saya lihat rendang bisa kita jadikan produk Payakumbuh yang memiliki daya saing kuat sampai ke level internasional,” jelas Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Ditambahkan, setiap negara maju memiliki icon berupa produk yang diasosiasikan kepada negara tersebut. Ketika berbicara sebuah negara ada asosiasi tertentu yang langsung disematkan public.
“Misalnya, Jepang diasosiasikan dengan Toyota, Jerman dengan Mercedes, Amerika dengan Apple dan Italia dengan Hugo Bross dan Prada. Kalau Indonesia, apa asosiasi orang saat ini? masih belum jelas. apalagi asosiasi tentang Kota Payakumbuh. Saya fikir harus kit ciptakan, Oleh karena itu, saya fikir harus kita ciptakan. Produk Rendang bisa kita dorong menjadi icon kita bahkan icon nasional. Jadi kalau bicara tentang Indonesia orang terasosiasi dengan rendang. Dimana rendangnya, ya di Payakumbuh,” ujar peraih Leadership Award dari Kemendagri tahun 2017 ini.
Dijelaskan, untuk mewujudkan keinginan itu, Pemko Payakumbuh menggelontorkan dana tidak sedikit dalam membangun sentra rendang. Sentra rendang didirikan agar seluruh pengusaha rendang bisa berkumpul di sana, sehingga kualitas dan mutu produk rendang bisa dijaga.
“Rendang Payakumbuh mesti go internasioal. Bila kita bisa memperbesar produksi dan memperluas marketing, tidak sedikit pendapatan yang bisa diperoleh oleh para pengusaha. Bila satu kaleng rendang saja dihargai lima ribu rupiah, bayangkan bila produksinya bisa mencapai sepuluh juta kaleng,” urai Walikota. [PARIWARA]